Selasa, Maret 24, 2009

Tak Kuasa Aku

Tak mampu aku
walau barang sejejak ku melangkah
tak mampu aku
walau hanya sekedip saja mata terpejam
mengapa langkah dan mata ini terpatri di sini
di luasan wajahmu memendar berseri

tak kuasa aku
palingkan wajah meski sesaat
tak kuasa aku
tepiskan rindu walau sedetik
pesona dirimu
sungguh tlah membuatku terpaku

sungguh, ingin kuraih cakrawala hatimu
sungguh, ingin kureguk manisnya senyummu
sungguh, ingin kuhirup pesona dirimu

kibasan hati ini tlah berlari berpacu
coba dapatkan teduhnya matamu
suara hati ini tlah bising mengucap namamu
coba teriakkan rasa hati yang kelu

namun, kenapa aku tak mampu?
namun, ku hanya diam?

sungguh...
aku memujamu dalam harap
aku merindumu dalam rasa
aku mencintaimu dalam hati

sungguh...
mencintai dirimu adalah nyata.

kudus, 21 maret 2009

Kamis, Maret 19, 2009

Ijinkan Aku



Ijinkan perasaan ini kembali hadir
Sudah berapa lama kupendam dalam
Sudah berapa jauh kubuang sirna

Ijinkan kerinduan ini kembali nyata
Lewat nyanyian canda burung dara
Lewat hembusan angin membawa


Ijinkan aku lewat di seberang hatimu
Meski engkau belum pernah tahu siapa aku
Meski engkau takkan menyadari kehadiranku

Ijinkan aku memandang elok wajahmu
Meskipun terhalang dinding kaca
Agar aku dapat membayangkan
Pesonamu sesaat

Aku memujamu dalam diam
Aku memanggilmu dalam kelu
Aku menyebutmu dalam bisu
Aku merindumu dalam semu

Ijinkan Aku


Biarlah cinta ini kupendam dalam
Biarlah rindu ini ku genggam erat
Meski kau takkan pernah tahu
Aku tak peduli..

Ijinkan aku untuk terus bersama
Bayang hatimu

26 Pebruari 2008

Rabu, Maret 18, 2009

Catatan Dini Hari (I)

Berulangkali jemari ini menari
Melukiskan kata yang meruang di dada

Mungkin ini bukan sesuatu yang terwakilkan
Mungkin ini juga bukan asa yang senantiasa di doakan

Ini hanyalah sederet torehan tinta yang berjiwa

Sesak yang menyembul dibuih-buihnya
Di ulu hati yang terkepal penat
Ku tahu...
Damba ada dalam kembara di situ.

Dan..
Saat kesepian ini kembali merajut
Saat helaan nafas ini pun mulai terasa berat
Sungguh ku masih teringat

Adakah mungkin waktu kan berputar kembali
Agar kutemukan kembali
Mutiaraku yang hilang
Ditelan realita........

(Aku sangat merindukannya) 16/05/07 2:45 AM

Penantian Semu

Meski keheningan malam ini bukan lah pertanda
Aku masih saja mencari...

Hempasan angin yang bertiup
Terasa hanya semilir saja
Gigil yang mendinginkan, membekukan tulang sampai ke ruas sumsum
Menambah rasa sepi dalam bejana

Meski keheningan malam ini tlah larut
Aku masih menunggu...

Kabar yang diwartakan angin
Mungkin masih membawa sisa-sisa
Seberkas rindumu yang jauh di sana
Secarik kertas yang bertuliskan
Meski hanya namamu semata
Ku tunggu tersapu tertiup

Penatku menunggumu
Letihku menantimu
Kembalinya dirimu..
Meski ku tahu pasti
Ini hanyalah harapan semu....

Ah....
Sungguh aku tak mampu beranjak darimu.....

RABU 2 MEI 2007, 3.52 AM

Bunga di Relung Anganku

Masih ingatkah seikat lily yang ku taruh di vas bungamu
Masih adakah setangkai mawar yang ku selipkan di rambutmu
Masih indahkan sekuntum anggrek di luasan namamu
Bunga-bunga yang warna-warni
Kembang-kembang nusa yang beraroma wangi
Adakah masih kau jaga agar tetap berseri

Cahaya di kilau matamu sungguh teduh
Tiap helaan nafasmu kenapa sangat memikat
Batin ini sungguh merasa semakin dekat
Pijar manikam yang senantiasa kau rangkai
Mutiara-mutiara ini terangkum jadi hiasan

Tidakkah kau tahu
Semua ini jadikanku tak mau berhenti
Terbanglah sayap ini menujumu
Tiupkan angin bawa rasa menjemputmu
Kibaskan barang dua jengkal saja
Sudah pasti ku rengkuh

Jika saat tiba
Sekuntum bunga mu itu
Kan mekar bersemi di dalam dada

00:30
31 jan 2006

Cinta Sedalam Hati

Tidakkah kau tahu
kerling matamu getarkan nadiku...
tidakkah kau tahu
iramamu pudarkan rinduku
tidakkah kau mengerti
penantian ini sudah tak mampu ku rengkuh

Aku mencintaimu
lewat desah risau angin malam
aku merindukanmu
seluas gapaian tangan ombak di pantai
aku mendambamu
sedalam kehangatan jiwa ini

Biarlah kau mengerti
kerinduan ini tak bertepi
biarlah kau sadari
cinta ini sedalam hati.

Elegi Sepotong Cinta

Duhai cinta
hadirmu kan slalu ada
isi jiwa ini yang tlah pada
duhai cinta
adamu adalah nyata
pelipur dahagaku yang kembara
yang takkan ku tahu kapan
hadirmu isi jiwa

Duhai rindu
pelipur gelisah di setiap kala
pandu rasa yang terobati
dengan sebuah perjumpaan
hanya itu saja
aku tlah bahagia
29-12-05

Sketsa-Sketsa

Mungkinkah dikau
Hanya sebuah fatamorgana
Jika sebuah kepastian telah ada
Mingkinkah dikau
Hanya sebuah kerinduan
Jika sebuah kesempatan telah di depan mata

Ah.......
Ini hanya sebuah rindu
Yang terpatri di sebuah angan
Ini hanya sekerdar omong kosong belaka
Di hati yang tlah lama tersama
28-12-05

Menembus Batas

Ruang-ruang hampa ini tlah tercipta beberapa lama
Telah datang silih berganti
Warna dan aroma yang mengisinya
Namun keangkuhannya
Tak mampu singgahkan barang se masa

Memang tlah hadir, cahya kuning membersit
Dari bunga kemuning yang jatuh tertiup angin
Namun hanya sesaat
Sesudah itu pudar tertelan malam

Pernah tlah datang
Burung-burung kecil beterbangan
Dengan bulu indah warna-warni
Dengan kicauan merdu menyentuh hati
Namun itupun hanya sekilas
Sesudah itu terbang bawa kenangan

Kemudian aku pun berfikir
Alangkah indah bila ku pasang sebuah cermin
Sehingga mampu
Pantulkan segala apa yang ada di luar sana
Sehingga ruang ini tak lagi hampa
Karna ada warna yang sama dengan dunia nyata
Tapi kemudian aku lebih berfikir
Ah... ini hanya akan jadi fatamorgana.

Aku tergugu
Terdiam
Kucoba mata terpejam
Di dalam ruang hampa ini
Kucoba bersemayam

Dalam keheningan
Dalam kehampaan
Dalam ruang yang kosong ini
Kucoba beningkan hati
Kucoba telusuri ruang ini dengan kebeningan jiwa
Menembus lorong-lorong gelap
Menembus batas yang tak berbatas
Menembus ruang-ruang tak berjiwa
Mencari setitik cahaya
Dari sebuah pelita
Dari seonggok bara
Atau barangkali
Dari sepasang bola mata
Barangkali.................

23Oct05Sunday

Kepasrahan I

(Menuju Ma’rifatullah)

Tuhanku
jika bulan enggan bersinar malam ini
pertanda apakah nuansa ini
harusnya ku sadari
malam ini jadi gelisah
karna debar ini
tlah tertanam jauh di ujung dada
bersimpul-simpul berjeda-jeda
riak-riaknya masih ada

Pasti dan slalu
hadirkan tiap-tiap langkah ini
sedikit namun pasti
renggut nada-nada ini jadi duka
tapi ku tahu ini yang harus ku trima

Tuhanku
malam ini tlah berganti larut
dan deburan pantai
smakin syahdu
ku tahu, ke mana kini
ku melepas rindu
di HaribaanMu

Di Sebuah Batas


Aku yang terdiam di sini
masihkah ada sisa harap
meski tlah jauh tujuan
di pemberhentian ini
barangkali telah hampir perjalanan
raga ini.... sudah penat berjalan.

Telah berpuluh-puluh kilo perjalanan
telah beratus-ratus rintangan menghadang
telah beribu-ribu peristiwa menyertai,
kusadari... semua ini sangat berarti.
Di sini.......
ku temukan jati diri.
Ternyata aku tak sendiri.

Setiap ku berhenti
nafas ini memang agak tersengal.
Sampan yang ku dayung menuju hulu
sudah pasti menentang arus sungai

Setiap ku melangkah
keringat menetes satu-satu
pendakian demi pendakian
menggapai di puncak awan
(Adakah sesuatu ku temukan di situ?)

Aku terduduk bersimpuh
tangan lebar-lebar terentang
gapai butiran-butiran embun
yang menetes dari ruang-ruang hampa.
sejuknya menyentuh pori-pori
menjalar lewat nadi
menyentuh di dasar relung hati.

Aku tercekat.....
Nafas ini berhenti sesaat.
MUNGKINKAH DI SINI KU HARUS BERLABUH?

Sungguh!
Kedamaian ini yang ku ingin rasa
ketenangan jiwa ini yang ku ingin cipta
kepasrahan ini yang ku ingin sepenuhnya
DI SINI
ku temukan hakekat rasa.

Duhai.............
kesejukannya menggetarkan jiwa
keteduhannya redamkan gejolak rasa
kehangatannya menjalar di nadi dan vena
getarnya,
sungguh tak terkira.

Ku rebahkan raga ini
di rumput-rumput halus
ku pandang cakrawala lurus-lurus
di atas puncak ini, tak kutemukan batas
sungguh.... aku merasa sangat dekat

Semilir angin yang bertiup enggan
hembuskan angan-angan
Ah....
penantian demi penantian
ternyata di sini tlah KUTEMUKAN.


kepada yang tlah memberi arti,
kds, Sunday October 23, 2005

Sebuah Asa

Penantian ini
Sering terasa menjemukan
Agregat-agregatnya timbulkan simpul-simpul

Ternyata aku lebih lupa
Ode yang terungkap lama
Baru menyembul ke permukaan rasa
Noktah-noktah ini masih terasa sia-sia

Jika pualam yang tertanam di dasar hati
Masih belum mampu hadirkan kisah
Sepenggal masa ..... belum tentu habiskan kisah

Ah......
Sejarah ini, kenapa mesti slalu berulang..

Kepakan sayap mungil ini
Masih renta tuk mengharap

Di langit ini masih jingga
Tapi asa di atas sana
Masih menggantung di cakrawala

Yah........
Aku masih punya sisa harap

Doa

Tuhanku
Aku menantiMu di sudut ini
Dengan bersimpuh
Hati ini tlah rapuh

Tuhanku
Cinta yang Kau tawarkan ternyata
Tak mampu ku tangkap dengan nyata
Dengan kesombongan dan keangkuhan jiwa
Mata ini buta

Tuhanku
Kesempatan yang Kau tawarkan
Tak mampu ku rengkuh sepenuhnya
Raga ini, jiwa ini, nafas ini
Simpang siur tak tentu arah
Aku tersesat

Bila demikian aku buta
Bila demikian aku jauh
Aku tak tentu tahu

Barangkali saat ini aku harus kembali
Meski nafas ini tersengal
Meski waktu tlah terpenggal-penggal
Badan ini tlah renta
Hanya menengadahkan tangan saja, gemetar
Aku takut Tuhanku,
Jikalau Engkau tak memberikan ku waktu
Lagi untuk kembali
Ampuni aku ya Robbi
Ijinkan aku kembali
Amin................


Kudus, Yang dalam kembara