Rabu, Maret 18, 2009

Di Sebuah Batas


Aku yang terdiam di sini
masihkah ada sisa harap
meski tlah jauh tujuan
di pemberhentian ini
barangkali telah hampir perjalanan
raga ini.... sudah penat berjalan.

Telah berpuluh-puluh kilo perjalanan
telah beratus-ratus rintangan menghadang
telah beribu-ribu peristiwa menyertai,
kusadari... semua ini sangat berarti.
Di sini.......
ku temukan jati diri.
Ternyata aku tak sendiri.

Setiap ku berhenti
nafas ini memang agak tersengal.
Sampan yang ku dayung menuju hulu
sudah pasti menentang arus sungai

Setiap ku melangkah
keringat menetes satu-satu
pendakian demi pendakian
menggapai di puncak awan
(Adakah sesuatu ku temukan di situ?)

Aku terduduk bersimpuh
tangan lebar-lebar terentang
gapai butiran-butiran embun
yang menetes dari ruang-ruang hampa.
sejuknya menyentuh pori-pori
menjalar lewat nadi
menyentuh di dasar relung hati.

Aku tercekat.....
Nafas ini berhenti sesaat.
MUNGKINKAH DI SINI KU HARUS BERLABUH?

Sungguh!
Kedamaian ini yang ku ingin rasa
ketenangan jiwa ini yang ku ingin cipta
kepasrahan ini yang ku ingin sepenuhnya
DI SINI
ku temukan hakekat rasa.

Duhai.............
kesejukannya menggetarkan jiwa
keteduhannya redamkan gejolak rasa
kehangatannya menjalar di nadi dan vena
getarnya,
sungguh tak terkira.

Ku rebahkan raga ini
di rumput-rumput halus
ku pandang cakrawala lurus-lurus
di atas puncak ini, tak kutemukan batas
sungguh.... aku merasa sangat dekat

Semilir angin yang bertiup enggan
hembuskan angan-angan
Ah....
penantian demi penantian
ternyata di sini tlah KUTEMUKAN.


kepada yang tlah memberi arti,
kds, Sunday October 23, 2005